Tidak tetapi Iya (Menyakitkan)

Tidak tetapi Iya (Menyakitkan)

Sungguh tak mudah memahami apa yang menjadi keinginan orang lain, apalagi cewek. Sering berkata tidak tetapi sikapnya berkata iya. Hal ini sering kali membingungkan. Apa salahnya sih kalau apa yang dikatakan seiring dengan sikap atau tingkahnya?
Contoh kecil, seorang cewek mempunyai kekasih seorang cowok yang bisa dibilang gaul atau mudah bergaul dengan siapapun. Tentunya dengan mantan cowok tersebut juga. Katanya sih si cewek tidak masalah dengan itu, tapi kalau kebetulan si cowok bertemu mantannya, si cewek langsung menunjukan sikap ketidaksukaanya. Yah, kalau cuma ada rasa suka, itu wajar. Kadang kala sikap ketidaksukaan tersebut berlebihan.
Cowok yang terbiasa bergaul dengan siapa saja ini tentu akan berusaha agar si cewek tidak lagi bersikap demikian, salah satunya dengan membatasi interaksinya dengan cewek lainnya. Tentu saja awalnya akan sulit merubah ini secara total. Hingga terkadang si cowok merasa seperti bukan dirinya seperti dulu.
Lalu bagaimana perasaan si cowok ketika dia berusaha demikian, dan si cewek tau kalau si cowok merasa tak menjadi dirinya sendiri lagi, kemudian si cewek bilang “Kan aku nggak nyuruh kamu berubah seperti itu?” Apa yang bakal dirasain si cowok? Gimana cewek yang kayak gitu?
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 comments