Pengujian Daya Kecambah Benih

Pengujian Daya Kecambah Benih

PENDAHULUAN
Latar belakang
Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih.  Berbagai macam metode pengujian benih dibuat untuk mendeteksi parameter viabilitas benih. Pengujian daya berkecambah benih digunakan untuk mendeteksi parameter viabilitas potensial benih.  Daya berkecambah atau daya tumbuh benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Sesuai dengan tujuan pengujian yaitu untuk mendeteksi viabilitas benih dalam kondisi optimum, kondisi pengujian daya berkecambah benih dibuat serba optimum dan standar.  Media untuk menumbuhkan benih digunakan : kertas merang dan pasir, kertas saring atau kertas koran bila benih dikecambahkan dalam alat pengecambah benih.  Media pasir, serbuk gergaji atau arang sekam digunakan bila benih ditumbuhkan diruang persemaian (leathouse).  Ukuran media kertas atau boks plastik yang digunakan harus standar untuk menanam sejumlah benih tertentu , pelembaban media harus optimum karena media terlalu kering atau terlalu basah akan menyebabkan kondisi menjadi tidak optimum.
Metode penanaman benih dalam uji daya berkecambah yang menggunakan media kertas: benih ditanam  diatas media kertas (UDK),  diantara media  kertas (UAK), diantara media kertas kemudian digulung (UKD) yang diletakkan berdiri  dalam germinator (UKDdp), bila dilapisi plastik dibagian luarnya  adalh UKDdp.
Ciri lain dan  khas dari pengujian daya berkecambah benih adalah pengamatan terhadap benih yang tumbuh dilakukan dua kali. Pengamatan pertama biasa disebut hitungan pertama, dilakukan pada hari ketiga setelah tanam untuk benih jagung, kedelai, kacang tanah; untuk benih padi pada hari kelima dan untuk benih cabe, tomat dan terong pada 7 hari setelah benih ditanam.  Pengamatan pertama ditujukan untuk optimalisasi media, benih yang telah tumbuh menjadi kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah itu dikeluarkan dari media. Benih yang busuk, bercendawan juga disingkirkan.  Bila media kering ditambah kelembabannya. Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum tumbuh normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian.
Pengamatan kedua atau hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dijumlah.  Penentuan daya berkecambah benih adalah jumlah kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji dikali 100%.
Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi bermacam jenis tanaman juga harus standar.  Untuk tanaman dikotil bagian kecambah yang harus diperhatikan ialah: perakaran yang terdiri akar primer dan sekunder, hipokotil yaitu calon batang yang terletak di bawah kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan plumula.  Untuk kecambah monokotil bagian yang diperhatikan : akar seminal primer dan sekunder, mesokotil, koleoptil, dan plumula.
Tujuan
Setelah mengikuti praktikum Pengujian Daya Berkecambah Benih mahasiswa dapat melakukan beberapa metode uji daya berkecambah benih serta dapat mendetek si  viabilitas potensial suatu lot benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Benih yang digunakan   :  jagung, kacang panjang, ketimun, caisin, bawang,  wijen, kacang tanah
Media yang digunakan  : kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm, kertas merang bentuk bulat  diameter 10 cm
Alat yang digunakan      : germinator tipe : IPB  72-1; IPB 73-2A/B, IPB 73-2A. Boks Plastik ukuran 20X30X10,  Alat pengepres kertas merang IPB 75-1.

Metode
Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UDK (Uji Diatas Kertas)
  • Cawan petri diameter 10 cm dilapisi tiga lembar media kertas merang bentuk bulat
  • Diatas kertas merang ditetesi air hingga merata.  
  • Cawan dimiringkan sehingga air yang berlebih terkumpul dibagia bawah. Air berlebih dibuang.
  • Benih yang ditanam dengan metode UDK ialah benih yang berukuran kecil : tomat, caisin, bawang, wijen.
  • Jumlah benih yang ditanam satu cawan petri 25 butir.
  • Cawan petri ditutup, diletakkan dalam germinator tipe IPB 73-2A.  Setelah benih mulai berkecambah, tutup cawan dibuka.
  • Pengamatan terhadap jumlah kecambah nornal
  • Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam Plastik)
  • Kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm direndan dalam air.  Setelah lembab diangkat dan diriskan airnya menggunakan alat pengepres kertas merang IPB 75-1
  • Benih ditanam diatas 3 media kertas merang yang dibawahnya dilapisi plastik, untuk media ukuran 20X30 ditanam  25 butir benih ukuran sedang-besar  (jagung, kacang panjang, kacang tanah). Setelah benih ditanam, ditutup dengan 3 lembar media lembab, kemudian digulung.
  •  Gulungan kertas merang diletakan dalam germinator tipe IPB 72-1.
  •  Pengamatan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 setelah tanam
  •  Pengujian UKDdp untuk padi digunakan media kertas merang ukuran 20X30 cm dilipat jadi dua sejajar panjangnya. Diatas media ditanam 25 butir benih padi,  media setengahnya ditutupkan, kemudian media digulung. Germinator yang digunakan Tipe IPB 73-2A/B.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel hasil Pengamatan
Komoditi
Ulangan
Kecambah
Normal
Kecambah
Abnormal
Mati
BSTT
DB
(%)
Jagung
1
18
7
0
0
72
2
21
2
2
0
84
3
14
11
0
0
56
4
10
11
4
0
40
Bawang Daun
1
19
3
3
0
76
2
23
2
0
0
92
3
19
4
0
2
76
4
19
0
6
0
76
Bayam
1
14
6
3
0
56
2
21
3
0
1
84
3
18
0
0
7
72
4
19
1
5
0
76
Kacang Panjang
1
20
4
1
0
75
2
22
2
1
0
80
3
24
0
1
0
96
4
18
4
1
0
72
Timun
1
18
7
0
0
72
2
14
6
5
0
56
3
10
4
0
11
40
4
17
3
5
0
68
Caisin
1
24
1
0
0
96
2
24
1
0
0
96
3
23
0
0
2
92
4
22
1
2
0
88
Kacang Tanah
1
9
5
11
0
56
2
8
10
4
1
32
3
0
5
0
20
0
4
1
7
17
0
4



Pembahasan
Pengujian viabilitas benih pada praktikum ini dilakukan dengan tolok ukur daya kecambah benih. Penghitungan daya kecambah benih dilakukan dengan cara membandingkan jumlah benih yang tumbuh dengan jumlah benih yang dikecambahkan. Daya kecambah benih setiap komoditas berbeda-beda. Pada praktikum ini, benih yang memiliki daya kecambah tertinggi adalah benih caisin dengan rata-rata daya kecambah 93%, selanjutnya kacang panjang (80.75%), bawang daun (80%), bayam (72%), jagung (63%), mentimun (59%), dan yang paling kecil adalah kacang tanah (23%).
Benih yang tidak tumbuh, mati, maupun tumbuh abnormal dapat disebabkan oleh faktor internal benih maupun faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adalah tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan.
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi.
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen.
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai. Jumlah benih dormansi terbanyak dari keseluruhan benih yang diamati adalah benih kacang tanah. Penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor eksternal yang mempengaruhi diantaranya adalah air, suhu, oksigen, cahaya, dan medium. Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya. sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya. Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C.
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih. Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih. Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya bervariasi tergantung pada jenis tanaman. Adapun besar pengaruh cahaya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran.
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan. Pengujian viabilitas benih pada praktikum ini menggunakan kertas yang dilembabkan dengan air kemudian digulung (jagung, kacang panjang, timun, kacang tanah) dan yang lainya menggunakan cawan petri (bawang daun, bayam, caisin).

KESIMPULAN
Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih. Benih yang uji dapat mengalami kematian, tidak tumbuh, maupun tumbuh abnormal. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal benih. Faktor internal diantaranya tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi air, suhu, oksigen, cahaya, dan medium.

Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 comments