Tak Penting Apa Yang Ia Katakan

Sejak kebisuan yang menderanya, tak pernah lagi ku jumpai senyumya. Bahkan hingga saat ini  pun aku tak pernah tahu apa yang membuatnya membisu. Hanya prasangka, praduga, katanya, dan sejenisnya yang membuat aku sedikit mengerti mengapa dia seolah-olah menikmati kebisuanya. Tak ada alasan pula aku memaksanya tuk memberikan sepatah katanya untuk ku.

Hari ini, setelah UP Biodas berakhir, tiba-tiba terucap kata dari bibirnya "Antri dong! Orang Indonesia bukan sih?" Selebihnya aku tak sempat merekamnya. Tak ada  sedikit pun amarah terfikir olehku. Bagiku, ucapanya hari ini adalah anugrah yang harus disyukuri. Bagiku tak penting apa yang ia katakan. Aku tidak bisa dan tak sanggup jika harus selalu bersama kebisuanya.

Dia memang hanya sahabatku. Tapi apa artinya persahabatan jika dalam tatapan selalu terdiam? Pernah kutanyakan apa aku mempunyai kesalahan? Tak ada jawaban! Maaf telah berkali-kali terucap namun tak pernah ada kepastian. Lalu apa yang harus aku lakukan?

Hai sahabat,
Tak penting apa yang akan kau katakan. Aku merindukan tawa ceria dan kegemasanmu hadir didepanku. Jangan kau siksa sahabat(mungkin)mu ini dengan kebisuan.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 comments