Kuli Tiada Henti

Rumah belum juga jadi padahal sudah hampir setahun. Memang bukan rumah saya sendiri. Namun di sinilah saya dan istri menghabiskan waktu.

Alasannya sederhana. Saya belum memiliki cukup uang meskipun bukan pengangguran. Gaji dari tempat kerja, saya investasikan seluruhnya untuk biaya pendidikan saya.

Sebagai konsekuensinya, saya harus menjadi kuli di rumah yang kami tempati.

Saya menikmati proses ini, dan saya akan segera menyelesaikannya dalam waktu dekat. Paling tidak akhir tahun 2016 saya bertekad menyelesaikan pembangunan rumah ini.

Saya bersyukur istri saya mengerti dengan keadaan ini meski dengan sindiran-sindiran pedas menyayat hati.  Namun inilah hidup yang harus kami lalui.

Maaf, catatan ini bukan curhat, tapi pengingat bagi saya di masa sukses saya yang akan datang, sehingga saya lebih bisa menghargai makna perjalanan hidup dan saya dapat menghargai orang lain.

Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 comments